Keingkaran Roro Jonggrang Terhadap Bandung Bondowoso | Cerita Rakyat
April 18, 2019
Keingkaran Roro Jonggrang Terhadap Bandung Bondowoso - Alkisah, pada zaman dahulu kala, ada seorang raja yang bernama Prabu Baka yang bertahta di Prambanan. Ia seorang raksasa yang menakutkan dan memiliki kesaktian yang tinggi. Wilayah kekuasaanya sangat luas. Kerajaan-kerajaan kecil di sekitar wilayahnya semua takluk di bawah kekuasaanya. Meskipun raksasa, Prabu Baka mempunyai seorang putri cantik yang berwujud manusia bernama Roro Jonggrang. Prabu Baka sangat menyayangi putri tungganya itu. Sebagai wujud kasih sayangnya, ia mewariskan seluruh kesaktian dan kepandaian yang dimilikinya. Maka jadilah Roro Jonggrang seorang putri yang cantik jelita dan sakti mandraguna. Sementara itu, ditempat lain, tersebutlah sebuah kerajaan yang tak kalah besarnya dengan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut memiliki seorang ksatria yang sakti bernama Bondowoso.
Kesaktian Bondowoso terletak
pada senjatanya yang bernama Bandung. Selain itu, Bondowoso juga mempunyai
balatentara berupa makhluk-makhluk halus. Jika membutuhkan bantuan, Bondowoso
mampu mendatangkan makhluk-makhluk halus tersebut dalam waktu sekejab. Suatu
ketika, Raja Pengging bermaksud memperluas wilayah kekuasaanya. Ia pun
memerintahkan Bondowoso dan pasukannya untuk menyerang Prambanan. Keesokan
harinya, berangkatlah Bondowoso bersama pasukannya ke Prambanan. Setibanya di
Prambanan, mereka langsung menyerbu masukan ke dalam istana. Prabu Baka pun
tidak tinggal diam. Ia segera memerintahkan pasukannya untuk menahan serangan
pasukan Bondowoso yang datang secara tiba-tiba.
Pertempuran sengit pun tak
terelakkan lagi. Namun, karena pasukan Prabu baka kurang siap dalam pertemuan
itu, akhirnya pasukan Bondowoso berhasil menaklukkan mereka. Prabu Baka sendiri
tewas terkena senjata sakti Bondowoso yang bernama Bandung. Sejak itu,
Bondowoso pun dikenal dengan nama Bandung Bondowoso. Setelah Bandung Bondowoso
dan pasukannya memenangkan pertempuran itu, Raja Pengging pun mengamanatkan
Bandung Bondowoso untuk menempati istana Prambanan. Setelah itu, Bandung
Bondowoso pun segera menempati istana Prambanan.
Pada saat hari pertama menempati istana
Prambanan, ia langsung terpesona melihat kecantikan Roro Jonggrang dan berniat
untuk menjadikannya sebagai permaisuri. Loro Jonggrang menjadi kebingungan.
Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah
besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya
pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung
Bondowoso.
Akhirnya Loro Jonggrang
mengajukan syarat untuk dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah dalam satu
malam. Bandung Bondowoso pun menyanggupi dan segera segera meminta bantuan
pasukan jin. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru.
Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. Para jin
segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu
singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah. Sementara
itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui
Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan
disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. Sebagian dayang
lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Semburat warna merah memancar ke langit
dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing dan pergi meninggalkan tempat itu.
Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.
Paginya, Bandung Bondowoso
mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah
candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah dan menyatakan syarat yang
diajukan tidak terpenuhi. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu.
Ia menjadi sangat murka. Sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang mengatakan.
“Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!“ katanya
sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Seketika itu juga, Loro
Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi
tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan dan disebut Candi Loro
Jonggrang
