Televisi Digital dan Analog
Januari 14, 2020
Televisi Digital
Televisi digital adalah televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat ke televisi(Wibisono, 2009, hal. II-4).
Televisi digital (DTV) adalah satu jenis teknologi penyiaran melalui udara yang dapat mengirimkan gambar melalui gelombang udara dalam bentuk bit data, seperti halnya komputer. Itu memungkinkan stasiun TV untuk dapat menyediakan gambar secara dramatis lebih jelas, berkualitas suara lebih baik dan pilihan program yang lebih banyak. Selain itu, DTV memungkinkan dilakukannya siaran berdefinisi tinggi (HD) bagi para pemirsa yang memiliki pesawat HD dan menyediakan kemampuan interaktif dan layanan data subtitle yang lebih baik (Arhamuddin, hal. 1).
Beberapa kekurangan siaran TV digital
Rosid, Pengalaman Migrasi TV Analog ke TV Digital, 2017
Televisi digital adalah televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat ke televisi(Wibisono, 2009, hal. II-4).
Televisi digital (DTV) adalah satu jenis teknologi penyiaran melalui udara yang dapat mengirimkan gambar melalui gelombang udara dalam bentuk bit data, seperti halnya komputer. Itu memungkinkan stasiun TV untuk dapat menyediakan gambar secara dramatis lebih jelas, berkualitas suara lebih baik dan pilihan program yang lebih banyak. Selain itu, DTV memungkinkan dilakukannya siaran berdefinisi tinggi (HD) bagi para pemirsa yang memiliki pesawat HD dan menyediakan kemampuan interaktif dan layanan data subtitle yang lebih baik (Arhamuddin, hal. 1).
Televisi Analog
Pengertian
dari televisi mengkodekan informasi
gambar dengan menvariasikan voltase
dan
frekuensi dari sinyal. Sinyal video analog yang ditampilkan
pada pesawat
televisi ini ditransmisikan melalui kabel atau pancaran udara, yang merupakan
hasil dari berbagai bentuk gelombang continue.
Nilai sinyal tersebut pada saat tertentu berada dinilai maksimum dan minimum
Perkembangan Televisi
Televisi (TV) merupakan media penerima suara dan gambar
bergerak yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok
dunia. Semua peristiwa besar yang terjadi di berbagai
sudut dunia, dengan cepat dapat diketahui masyarakat melalui
pesawat TV di berbagai belahan dunia berkat sistem penyiaran
TV (television broadcasting).
Saat ini di Indonesia populasi pesawat TV telah mencapai lebih
dari 30 juta unit, dengan jumlah pemirsa lebih dari 200 juta orang
yang tersebar di semua perkotaan hingga pelosok pedesaan
terpencil. Proses perkembangan penyiaran TV memang telah
berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang. Produk
teknologi modern ini pun telah tampil sebagai sarana penyebaran
informasi yang cukup efektif dan relatif murah pada masyarakat
luas, sehingga akan semakin berperan dalam memengaruhi
pembangunan karakter bangsa. Dengan demikian penguasaan
teknologi dan sistem penyiaran TV menjadi sangat strategis bagi
bangsa Indonesia.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, yang
memberikan kontribusi dominan terhadap konverjensi di bidang
penyiaran, telekomunikasi dan teknologi informasi, memungkinkan
siaran TV berkualitas gambar yang tinggi dapat dinikmati pemirsa
dengan berbagai perangkat seperti telepon gengam (handphone),PDA (personal
digital assistant), komputer, maupun media TV yang
tak bergerak (fixed) dan bergerak (mobile). Berdasarkan
pengalaman negara lain yang telah mengganti sistem penyiaran
TV-nya ke teknologi digital, perubahan tersebut telah menyebabkan
terjadinya perubahan model usaha dan meningkatnya layanan
konten serta optimasi penggunaan kanal frekuensi, sehingga
migrasi sistem penyiaran TV analog ke sistem penyiaran TV
digital, akan sangat bermanfaat bagi pemerintah, masyarakat
maupun industri. (H BUDIARTO, 2007)
Perusahaan
yang memproduksi tv dari tv analog sampai tv digital
·
Panasonic
·
Samsung
·
Sharp
·
LG
·
Sanken
Beberapa kelebihan siaran TV Digital
1.
Kualitas siaran pada layar TV sangat jernih. Apalagi
jika stasiun TV-nya menyediakan siaran digital versi HD juga. Hanya ada 2
kemungkinan di TV digital; jernih (yang berarti siaran berhasil ditangkap) atau
tidak ada (yang berarti siaran tidak berhasil ditangkap atau stasiunnya belum
mendukung siaran digital). Tidak ada istilah renyek. Kalau
misal ada nge-lag dikit, biasanya karena
arah antena yang kurang pas.
2. Tidak
ada biaya bulanan. Karena TV lokal saja sudah saya rasa cukup, tentu menikmati
siaran TV digital dengan menggunakan STB DVB-T2 sudah dirasa lebih dari cukup.
Biaya yang saya keluarkan hanya untuk pembelian STB di awal, selebihnya bisa
menikmati siaran TV yang jernih tanpa ditagih biaya langganan setiap bulan.
3.
Pengaplikasian yang praktis dan sederhana. Hanya
tinggal memasangkan output antenna yang sudah ada ke input STB dan kabel HDMI
dari STB ke TV, voila! Berbagai siaran TV
digital sudah bisa kita jelajahi untuk dinikmati.
4. Siaran
TV bisa direkam. Ya, hanya tinggal mencolokan USB atau HD eksternal, kita sudah
bisa menyimpan siaran yang sedang berlangsung ke dalam media penyimpanan
digital.
Beberapa kekurangan siaran TV digital
1. Posisi dan kondisi antena sebagai receiver utama siaran sangat mempengaruhi daya
tangkap STB DVB-T2 terhadap siaran digital.
2.
Cakupan siaran digital masing-masing stasiun
TV tidak sama dan masih cenderung terbatas. Jadi jangan heran, kalau beda
kecamatan saja jumlah kanal digital yang berhasil diterima bisa berbeda.
3.
Tidak semua stasiun TV sudah menyediakan
format siaran digital.
4.
Harga STB yang bisa dibilang masih sangat
tinggi untuk kalangan tertentu.
5.
STB yang tidak mudah didapatkan, terutama
bagi masyarakat di daerah yang masih minim akses terhadap layanan belanja
daring.
Daftar Pustaka
Arhamuddin.
(n.d). Era menuju ke televisi digital
(DTV) telah tiba. Diakses dari http://unhas.ac.id/tahir/BAHAN-KULIAH/multimedia/TUGAS-JAN-2010/arhamuddin/dtvanswers.com.pdf
H BUDIARTO, http://repository.its.ac.id/1221/1/Buku%20Sistem%20TV%20Digital%20dan%20Prospeknya%20di%20Indonesia.pdf,
diakses tanggal 14 Januari 2020